Tujuan pencucian adalah :
- Menghilangkan noda atau kotoran.
- Menjaga pakaian agar bebas dari kuman.
- Menjaga sifat asli dari pakaian tetap bertahan.
- Mencegah agar pakaian tidak cepat rusak.
Dalam proses pencucian ada 4 faktor
yang menentukan kualitas hasil cucian, yaitu :
- Chemical Action Merupakan proses interaksi antar kain, kotoran dan konsentrasi bahan
kimia untuk mengangkat kotoran dari bahan kain. Dalam operasional
laundry, apabila konsentrasi bahan kimia ditambah, maka komponen lainnya
dapat dikurangi dengan hasil tetap. Namun bila konsentrasi dikurangi
terlalu banyak akan menghasilkan cucian yang kurang baik walaupun proses
mekanik, waktu dan temperatur ditingkatkan.
Bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pencucian meliputi :
- Detergent, wetting agent, optical brightener dan anti redeposition agent.
- Alkali
- Bleaches
- Sour
- Finishes meliputi pabric softener bacteria control, mildew preventation dan starch.
- Specialities misalnya enzymes
- Mechanical Action
Merupakan proses pengucekan (agitation) dalam mesin cuci. Pada saat kain bergesekan satu sama lain akibat proses putaran mesin dalam air dan larutan detergent yang terjadi secara berulang-ulang maka terjadilah pelepasan kotoran dan penyebaran bahan kimia untuk meningkatkan efektivitas. Proses tersebut tidak terlalu berfungsi untuk pencucian dengan tingkat kotoran ringan, tetapi lebih berfungsi untuk tingkat kotoran berat. Tanpa adanya proses mekanikal, maka kotoran berat akan sulit hilang dari pakaian.
Efektivitas mechanical action tergantung dari 5 faktor, yaitu :
- Duration (Waktu)
Makin lama proses pengucekan, makin besar proses mechanical action pada pakaian artinya 10 menit pengucekan lebih baik daripada 5 menit. - Water Level (Tingkat ketinggian air)
Mechanical action akan berkurang bila water level ditingkatkan. Bila air terlalu banyak, maka pakaian yang dicuci akan terapung hingga prosesnya tidak efektif. - Load weight and volume (Berat dan volume pencucian)
Over loading akan membatasi proses mechanical action pada proses pencucian sedangkan Under Loading akan menyebabkan pemborosan energy, air dan chemical. Mechanical action yang berlebihan pada under loading merupakan penyebab kedua yang memegang andil dalam kerusakan linen setelah satal pemakaian bleach. - Fabric Type (Type kain)
Masing-masing kain memiliki berat yang berbeda. Sebuah mesin cuci yang mencuci 200 kg kain katun yang masih kering mialnya hanya dapat diisi dengan 65/35 polyester/cotton sebanyak 150 kg. Walaupun beratnya berbeda tetapi masing-masing jenis kain mengambil tempat yang sama. - Soil content (Tingkat kekotoran)
Mesin harus diisi berdasarkan berat kering linen disesuaikan dengan tingkat kekotoran. Misalnya mesin cuci yang mencuci 200 kg kain katun dengan tingkat kkotoran 5% maka dapat diisi sebanyak 190 kg (200 kg – (200 kg x 5%)).
- Temperature (Suhu)
Temperatur air harus sesuai dengan warna cucian dan juga jenis chemical yang dipakai. Contoh : Untuk cucian berwarna putih dapat digunakan temperatur yang sangat tinggi, cucian yang berwarna gelap digunakan temperatur rendah atau dingin dan cucian warna terang digunakan air hangat. Namun itu juga harus dilihat dari jenis warna dan bahannya. Dalam menentukan temperatur air sangat tergantung dari kondisi kotoran, jenis kain, warna dan bahan kimia yang digunakan.
- Flushes : 20 – 60 ‘c
- Suds : 40 – 70 ‘c
Setiap kenaikan suhu 10′c akan menyebabkan reaksi kimia dua kali lebih cepat, namun bukan berati makin bahwa makin panas temperaturnya akan memberikan hasil yang lebih baik.Energy akan terbuang percuma karena detergent dan bleach
mempunyai batasan suhu, enzyme misalnya akan efektif pada uhu yang rendah.
- Time / duration (waktu)
Waktu yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal, terutama pada saat pencucian (suds). Waktu yang cukup untuk bahan kimia dapat bereaksi dengan kotoran. Juga diperlukan waktu bagi kotoran untuk lepas dari serat kain ke lautan detergent.
Dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas, dibawah ini diberikan panduan yang dapat digunakan yaitu :
- Flushes dan rinse / pembilasan dengan waktu 2 – 3 menit.
- Suds biasanya 5 – 15 menit tergantung dari jenis dan tingkat kekotoran.
- Bleaching biasanya 7 – 10 menit
- Sours berkisar 5 – 6 menit
Laundry
Laundry merupakan suatu bagian dari
departemen housekeeping yang bertugas dan bertanggung jawab
untuk memperoses semua aktivitas pencucian baik untuk keperluan operasional
hotel maupun tamu hotel. Aktivitas pencucian untuk hotel antara lain linens
seperti sheets, towels, tablecloths, napkins, uniforms dan lain-lain
sedangkan kebutuhan tamu untuk mencuci pakaian mereka selama menginap di hotel.
Guest laundry ini memungkinkan hotel untuk mendapat tambahan revenue
selain dari kamar dan Food and Beverage. Bahkan Laundry juga menerima
pencucuian dari luar hotel baik secara pribadi maupun institusi seperti appartement,
cafe, fitness center dan lain-lain.
Secara umum, jenis dan cara
pencucian di laundry terdiri dari 2 cara, yaitu :
- Secara Laundry Normal
Proses pencucian untuk menghilangkan kotoran dan noda pada kain dengan memakai air dan bahan kimia pencuci, baik dengan
menggunakan mesin maupun tangan. - Secara Dry Cleaning
Proses pencucian untuk menghilangkan kotoran dan noda pada kain dengan mempergunakan bahan kimia dan mesin khusus.
Biasanya bahan kimia yang digunakan pada mesin dry cleaning adalah Solvent Perchlorothylene.
Hasil laundry yang standard adalah :
- Bersih dan bebas dari noda
- Segar dan tidak berbau
- Setrika sesuai standar
- Lipatan sesuai standar
- Lembut dan sedikit kanji
Selain diatas, perbaikan kecil juga menjadi standar yang harus dilakukan untuk
memberikan kepuasan bagi pelanggan antara lain : Melengkapi kancing yang rusak
/ hilang, menjahit pakaian yang robek dan memberikan aroma sesuai dengan
keinginan pelanggan.
Dry Cleaning
Dry Cleaning adalah proses
pencuciaan dengan menggunakan bahan kimia khusus yaitu Solvent dimana
proses pencucian dan pengeringannya diproses dalam satu mesin.
Bahan-bahan yang cocok untuk dry cleaning adalah bahan yang terbuat dari wool, Sutera, satin, dll.
Proses pencucian menggunakan dry cleaning terdiri dari beberapa tahap, antara lain :
Bahan-bahan yang cocok untuk dry cleaning adalah bahan yang terbuat dari wool, Sutera, satin, dll.
Proses pencucian menggunakan dry cleaning terdiri dari beberapa tahap, antara lain :
- Bahan Berwarna Putih
Sebelum proses pencucian, bersihkan semua noda yang ada, periksa kancing dan aksesories lainnya. Apabila kancing tidak tahan terhadap solvent maka sebaiknya dilepas ataupun dibungkus dengan menggunakan aluminium poil.
Bahan-bahan yang tipis sebaiknya dimasukkan dalam jaring (net) untuk menghindari kerusakan.
Masukkan kain ke dalam mesin dry cleaning, cuci menggunakan solvent bersih, beberapa menit kemudian di extract selanjutnya di drying selama 15 menit, setelah itu dinginkan kemudian diangkat. - Bahan Berwarna Terang
Periksa bahan tersebut, apakah luntur atau tidak. cuci memakai solvent sisa dari pencucian warna putih. proses selanjutnya sama dengan proses pencucian pertama. - Bahan Berwarna Gelap
Periksa bahan tersebut, apakah luntur atau tidak. Cuci memakai solvent dari sisa pencucian berwarna putih dan terang. Proses selanjutnya sama seperti proses pencucian pertama dan kedua. Khusus untuk pencucian berbahan gelap dapat menggunakan solvent yang sudah dipakai tadi dua hingga tiga kali proses pencucian.
DESTILASI
Destilasi merupakan proses penyulingan solvent yang sudah kotor untuk menghasilkan solvent bersih / murni.
Destilasi merupakan proses penyulingan solvent yang sudah kotor untuk menghasilkan solvent bersih / murni.
Keuntungan Menggunakan Dry Cleaning
adalah :
- Bahan yang di dry cleaning akan lebih awet dan tidak mudah kusut.
- Proses pencucian dry cleaning lebih cepat dari pada proses pencucian biasa.
- Solvent yang sudah dipakai / kotor, dapat di suling / destilasi untuk menghasilkan solvent murni, sehingga dapat dipakai berulang-ulang.
- Proses pencucian dengan dry cleaning mengindari kain mengalami penyusutan (mengecil).
Pencucian Laundry
Proses pencucian merupakan metode
yang kompleks dengan formula yang berbeda-beda sesuai dengan jenis material /
kain, tingkat kekotoran dan noda (stains).
Wash formula merupakan program pencucian yang
sudah diatur dan diprogram pada mesin cuci secara permanen berdasarkan tiga
kriteria diatas dengan pengaturan berbagai macam bahan seperti berikut :
- Obat pembersih (chemical).
- Ketinggian air (water level)
- Suhu (temperature)
- Operasional (operations)
- Peralatan (equipment)
Secara umum proses pencucian itu
terdiri dari empat proses, yaitu :
- Pelepasan Kotoran (Soil
Removal)
Proses pelepasan kotoran bertujuan untuk melepas dan mengangkat kotoran yang menempel pada pada material. Proses ini merupakan tahap awal dalam proses pencucian yang meliputi :
- Pembasahan (Flush)
Flush dapat dilakukan lebih dari sekali dalam proses pelepasan kotoran. namun pada dasarnya flush merupakan proses melarutkan kotoraan dengan air. Pada proses ini wash formula sudah bekerja untuk melepaskan kotoran dan alkalinya untuk memaksimalkan proses penghilangan noda (bleachig) - Pre-wash (Break)
Break merupakan tahap pencucian awal atau tambahan untuk tingkat kotoran yang lebih berat. Pada proses pencucian yang menggunakan break, tahap ini merupakan tahap pertama dengan penambahan alkali dan surfactant. - Main Wash (Suds)
Tahap suds merupakan proses pencucian yang sesungguhnya. Chemical yang digunakan pada proses suds adalah :
- Water Conditioner
Menekan dan memaksimalkan efek dari material “Hard Water (Zat Kapur)” untuk mendapat proses pembersihan yang maksimal. - Wetting Agent / Surfactant
Mengakibatkan chemical dapat menembus serat kain lebih dalam serta akan mengikat kotoran dan mengeluarkannya dari serat kain menuju air pencucian. - Soil Suspending Agent
Memegang kotran lepas dalam air pencucian sehingga terbuang melalui saluran pembuangan (drain) dan tidak kembali ke serat kain. - Alkalis
Alkalis membantu memisahkan kotoran yang mengumpul (banyak) menjadi bagian-bagian yang sangat kecil sehingga mudah dicuci atau lepas dari serat kain. Alkalis bekerjasama dengan wetting agent, water conditioner dan soil suspending agent saling membantu satu sama lain sehinggan hasil pencucian menjadi maksimal dibandingkan dengan bekerja sendir atau berdua saja. - Optical Brightener
Menjadikan kain putih menjadi lebih cerah, warna putih lebih cerah disebabkan oleh perubahan sinar ultra violet yang tidak tampak oleh mata (invisible) menjadi tampak (visible)
- Pelepasan Noda (Stains
Removal)
Proses penghilangan noda (stains removal) umumnya berlangsung 7 – 10 menit dengan memakai bleach (pemutih) sedangkan detergent hanya mampu melepaskan kotoran. Bleach terdiri dari dua jenis yaitu : Oxygen dan Chlorine
dengan cara kerjanya mengubah warna noda menjadi tidak tampak (discoloration).
Penggunaan bleach ini tegantung dari kebutuhan
operasiaonal laundry dan jenis noda, yaitu :
Clorine bleach ; temperatur air dalam mesin berkisar 60 – 65 derajat celcius dengan PH antara 10.2 – 10.8 sedangkan Oxygen bleach umumnya memerlukan suhu dan PH yang lebih tinggi untuk mengaktifkan oxygen bleach sekitar 70 – 80 derajat celcius dan PH 11 – 11.5.
Setelah proses pelepasan kotoran dan noda, maka kain akan menjadi bersih. Bleach yang tertinggal di kain harus dihilangkan dengan pembilasan, Anti Chlor merupakan jenis chemical yang digunakan untuk melepaskan / menetralisir sisa bleach dalam jumlah besar. - Rinsing
Rinsing merupakan proses melepaskan sisa chemical dan kotoran dari cucian. Apabila sisa-sisa kotoran tersebut tidak terbilas dengan baik, maka sisa chemical tersebut menyebabkan terjadinya pemudaran warna pada kain selama proses finishing. - Finishing
- Dalam proses finshing penambahan sour berfungsi untuk menetralisir sisa
alkali dalam kain agar tidak terjadi kerusakan warna.
Pelembut kain (softener) juga ditambahkan untuk menghasilkan kain yang lembut, menurunkan static electricity dan meningkatkan pelepasan air dari kain selama proses extraction. Dalam proses ini, chemical lainnya dapat juga ditambah antara lain : mildew prevention ( anti jamur), Bacteria control, dll.
Apabila kita menggabungkan keempat
tahapan diatas, maka kita telah memiliki proses pencucian yang lengkap namun
dalam pelaksanaan dalam praktek kita dapat memilih dan menggabungkan beberapa
tahap pencucian menurut jenis kain, tingkat kekotoran dan noda.
Wash formula untuk tingkat kekotoran yang lebih tinggi memerlukan perhatian khusus agar kotoran yang lepas dari kain tetap dalam air pencucian. Detergent berfungsi memecah kotoran menjadi bagian yang lebih kecil, namun bila konsentrasi detergent sangat rendah, bagian-bagian kecil dari kotoran tersebut dapat kembali ke serat kain. Suatu keadaan kembalinya kotoran lepas ke kain disebut redeposition. Redeposition menyebabkan kain tampak ke-abu-abu-an, kusam khususnya kain putih.
Wash formula untuk tingkat kekotoran yang lebih tinggi memerlukan perhatian khusus agar kotoran yang lepas dari kain tetap dalam air pencucian. Detergent berfungsi memecah kotoran menjadi bagian yang lebih kecil, namun bila konsentrasi detergent sangat rendah, bagian-bagian kecil dari kotoran tersebut dapat kembali ke serat kain. Suatu keadaan kembalinya kotoran lepas ke kain disebut redeposition. Redeposition menyebabkan kain tampak ke-abu-abu-an, kusam khususnya kain putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar